Lama baca: 4 menit
Xin nian kuai le! Xin nian hao! Menurut kalender bangsa China, hari ini kita memasuki tahun Tikus. Gong xi fa cai, sui sui ping an, semoga keselamatan dan kesejahteraan selalu bersama kita semua serta dijauhkan dari segala marabahaya. Xin nian jin pu, semoga kita mendapat kemajuan di segala aspek kehidupan.
Tikus adalah satu dari dua belas hewan yang dijadikan simbol dalam zodiak China. Zodiak China sendiri dikenal dengan nama Shio, sementara kalender bangsa China termasuk lunar calendar yang menggunakan dasar perputaran Bulan terhadap Bumi – sama seperti kalender Hijriah.
Selain tikus, hewan lain yang dijadikan lambang shio secara berurutan adalah kerbau, macan, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing, dan babi. Setiap dua belas tahun sekali, siklus ini berulang. Jadi, tahun Tikus sebelumnya adalah tahun 2008, sementara tahun Tikus berikutnya adalah 2032.
Selain Shio, bangsa China juga mengenal apa yang disebut Wu Xing yaitu lima unsur alam yakni air, kayu, api, tanah, dan logam. Karena itu tahun 2020 ini – menurut kalender China – adalah tahun Tikus Logam.
Legenda Asal-usul Shio
Di internet cukup banyak kisah tentang shio.
Bermula dari Kaisar Langit yang menyelenggarakan perlombaan menyeberangi sungai pada hari ulang tahunnya. Dua belas hewan yang berhasil menyeberangi sungai dan mencapai titik akhir perlombaan lebih dulu akan ditetapkan sebagai panggilan nama tahun.
Waktu itu tikus dan kucing adalah teman baik. Tikus mengatakan pada kucing bahwa ia ingin memenangkan perlombaan ini, namun ia merasa peluangnya tipis karena badannya kecil dan tidak bisa berenang.
Kucing lalu memberi usul.
“Kita harus bangun dan berangkat pagi-pagi. Kerbau biasanya bangun paling pagi. Kita minta tolong dia untuk membangunkan kita,” katanya.
Tikus pun senang mendengar usul tersebut.
Singkat kata, kerbau bersedia menolong kedua sahabat itu. Esok paginya ia membangunkan kucing dan tikus, bahkan membolehkan keduanya naik di punggungnya.
Saat menyeberangi sungai, tak diduga si tikus mendorong si kucing jatuh ke sungai. Kerbau yang fokus pada tujuannya menyeberangi sungai tak sadar bahwa saat itu si kucing jatuh ke sungai.
Menjelang titik akhir perlombaan, si tikus tiba-tiba melompat dari punggung kerbau yang sudah membawanya sepanjang perjalanan. Dengan sekuat tenaga ia berlari dan menjadi hewan yang pertama tiba di hadapan Kaisar Langit – disusul kerbau di urutan kedua.
Hewan-hewan lain berturut-turut tiba di hadapan Kaisar Langit hingga jumlahnya genap dua belas.
Baca juga: Putri Duyung, Benarkah Keberadaannya Hanya Mitos?
Adapun si kucing, setelah susah payah menyeberangi sungai akhirnya tiba di hadapan Kaisar Langit.
“Saya di urutan berapa?” tanyanya pada Kaisar Langit.
“Kamu terlambat,” jawab Kaisar Langit. “Perlombaan sudah selesai.”
Mendengar jawaban tersebut, kucing menjadi sangat marah pada tikus. Itulah awal permusuhan kucing dan tikus. Bolehlah sambil nyanyi reffrain lagu Cinta Putih dari Kerispatih.
♫ Khianaati, sebisa dirimu mengkhianaaati…♫

Shio Versi Lain
Sewaktu berusia sembilan atau sepuluh tahun, saya pernah membaca kisah yang sedikit lain tentang legenda dua belas shio tersebut.
Kisah 12 Shio
Dikisahkan Sang Buddha memanggil seluruh hewan untuk datang. Dua belas hewan yang pertama datang akan diabadikan namanya sebagai simbol untuk setiap tahun.
Begitu mendengar panggilan tersebut, tidak semua hewan langsung menurutinya – kecuali kerbau. Hewan ini yang pertama menjawab panggilan Sang Buddha sementara hewan-hewan lain masih bermalas-malasan dan sibuk dengan urusannya sendiri.
“Ah, nanti saja,” begitu pikir mereka
Dalam perjalanannya memenuhi panggilan Sang Buddha, kerbau berjumpa dengan tikus.
“Kerbau, kamu mau ke mana?” tanya tikus.
“Saya hendak memenuhi panggilan Sang Budhha,” jawab kerbau.
“Kalau begitu, bolehkah aku ikut bersamamu?” tikus bertanya lagi.
Kerbau pun mengizinkan. Maka naiklah tikus ke punggung kerbau.
Singkat kata, kerbau pun sudah hampir tiba di tujuannya menghadap Sang Buddha. Namun dasar tikus hewan cerdik, hanya beberapa langkah sebelum kerbau menjadi yang pertama menemui Buddha, hewan ini melompat dari punggung kerbau.
Tikus pun menjadi hewan yang pertama menemui Sang Buddha.
Bacaan itu sangat membekas di diri saya.
Kasian, ya, si kerbau? Ia dimanfaatkan oleh tikus.

Mari nyanyi lagi reffrain Cinta Putih dari Kerispatih.
♫ Khianaati, sebisa dirimu mengkhianaaati…♫
Tidak Ada Shio Kelinci di Negara Ini
Di usia yang sama, saya pernah membaca bahwa ada sebuah negara yang ‘menendang’ shio Kelinci dan menggantinya dengan hewan lain. Negara itu adalah Vietnam. Kabarnya kelinci ‘ditendang’ karena tidak memiliki ciri yang kuat.
Lalu hewan apa yang didapuk menggantikan kelinci?
Jawabnya adalah kucing. Ini tentu kabar menggembirakan bagi para pecinta kucing.
Jujur saja, saya malah lebih dulu mengenal shio Kucing ketimbang Kelinci.

Penutup
Kepercayaan terhadap shio di kalangan masyarakat China dikabarkan masih kuat, bahkan di kalangan muda-mudinya. Dalam beberapa urusan, mereka menggunakan tabel kococokan antar-shio. Bahkan untuk urusan punya anak pun, mereka memperhitungkannya.
Setahu saya, dua shio yang dipercaya ‘unggul’ menurut pandangan masyarakat China adalah Naga dan Macan. Karena itu, beberapa pasangan mengusahakan melahirkan anak yang dinaungi satu dari kedua shio tersebut. Perencanaan kelahiran mereka ada di situ.
Jadi, pasangan yang menikah di tahun Tikus (tahun ini) mungkin akan menunda kehamilan hingga pertengahan tahun Kerbau (tahun depan) agar berharap bisa punya anak yang lahir di tahun Macan.

Bagi saya, astrologi dalam perannya sebagai tools untuk menggolongkan perilaku seseorang berdasarkan waktu kelahirannya adalah sesuatu yang masuk akal. Astrologi adalah pintu masuk bagi kita untuk bisa lebih memahami karakter seseorang – bukan untuk ramalan.
Semoga tulisan saya kali ini bermanfaat.
Referensi & Tautan Luar:
- Chinese Horoscope 2020 – Year of The Metal Rat (TheChineseZodiac)
- Kisah Shio dan Binatang Lain Sebagai Simbol (IndoFengShui)
- Lima Elemen Unsur, Wu Xing (Gemintang)
- Asal Usul dan Sejarah Shio (Blog Wahyu Andre)
- Karakter dan Kepribadian Shio Macan di Ramalan Tahun 2020 (CekAja)