DreadOut, Game Survival Horror Buatan Bandung

DreadOut, Game Horor Buatan Bandung | Ryan Mintaraga (HarianGame)
DreadOut, Game Horor Buatan Bandung | Ryan Mintaraga (HarianGame)
Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
WhatsApp
Telegram

Daftar Isi

Lama baca: 5 menit

Gadis berseragam putih abu-abu itu terbangun, telinganya menangkap suara getaran ponsel entah di mana.

Setelah mencari sekeliling, ia menemukan ponsel tersebut dan melihat nama si penelepon yang terpampang di layar – Ira.

Linda, kamu lama banget sih ngangkatnya.  Kamu nggak apa-apa ‘kan?” tanya si penelepon di seberang sana. Percakapan berlangsung dalam moda speakerphone.  “Kita dah mati gaya nungguin kamu.  Kamu nggak apa-apa?  Kita dah MATI… MAATI… MAATII…

Hubungan telepon mendadak terputus.

Dan saat gadis yang dipanggil ‘Linda’ itu memeriksa ponsel yang rupanya menjadi moda kamera, mendadak di layar terlihat satu sosok menyeramkan!

Gadis berambut hitam dengan tas selempang di dadanya itu terkejut!

Dari sinilah ‘petualangan’ Linda dimulai.

DreadOut

Potongan adegan di atas diambil dari game survival horror made in Indonesia yang berjudul DreadOut.  Game yang permainannya mengambil sudut pandang orang ketiga ini merupakan karya pengembang Digital Happiness yang menurut informasi dalam situsnya beralamat di Bandung.

Game buatan Indonesia?

Ya.

Awalnya saya juga ragu, benarkah ini game buatan Indonesia?

Masa’ pengembang aplikasi asal Indonesia sudah bisa bikin game yang direkomendasikan banyak gamer mancanegara?

Masa’ pengembang aplikasi asal Indonesia sudah bisa bikin game yang berada di peringkat teratas game Indie of The Year 2014 versi indiedb.com?

DreadOut berada di peringkat teratas dari 100 game yang diikutkan dalam Indie of The Year 2014 (indiedb.com)
DreadOut berada di peringkat teratas dari 100 game yang diikutkan dalam Indie of The Year 2014 (indiedb.com)

Namun ketika membuka situs resmi DreadOut dan melihat foto-foto tim pengembangnya, keraguan saya berubah menjadi kekaguman.

Ya, DreadOut memang buatan Indonesia, bukan karya pengembang asing yang ‘sekadar’ membuat game ber-setting Indonesia.

Dikisahkan bahwa Linda bersama teman-teman dan gurunya sedang menuju sebuah tempat namun kemudian tersesat di sebuah kota yang sudah ditinggalkan penduduknya.  Di kota tersebut, Linda harus berjuang sendirian menghadapi rangkaian teror dengan ‘bersenjatakan’ smartphone miliknya.

Baca juga:  Cerita Tengah Malam: 24 Jam Terakhir

Di sepanjang permainan, kita akan disuguhi penampakan hantu-hantu yang bisa membuat pemainnya merinding bahkan menjerit dan terlompat.  Lingkungan permainan terlihat sangat gelap sementara satu-satunya sumber cahaya berasal dari smartphone yang digenggam Linda.

Musik latar terdengar mistis dan menakutkan, apalagi jika didengarkan melalui headphone.

penampakan hantu dalam DreadOut (indogamers.com)
penampakan hantu dalam DreadOut (indogamers.com)
penampakan hantu yang tertangkap kamera (screenshot)
penampakan hantu yang tertangkap kamera (screenshot)

Aspek visual DreadOut cukup diperhatikan dan mampu membangun atmosfer ketegangan meski harus diakui kualitas 3D untuk lingkungan permainan tergolong tidak istimewa (namun tidak jelek).

Sepanjang permainan, Linda bisa berinteraksi dengan beberapa objek di sekitarnya dengan menekan tombol [E].

Yang menarik, saya menemukan beberapa benda yang Indonesia banget sebagai berikut:

galon dan rice cooker (screenshot)
galon dan rice cooker (screenshot)
kardus mie instan endomie (screenshot)
kardus mie instan endomie (screenshot)
poster kampanye pilih 1 & contreng 2, kira-kira siapa ya? (screenshot)
poster kampanye pilih 1 & contreng 2, kira-kira siapa ya? (screenshot)

Tapi sejujurnya yang paling saya suka dari aspek visual DreadOut adalah desain karakternya.

Linda sebagai tokoh utama memiliki wajah yang cenderung oriental alias lebih mirip wajah karakter game Jepang, tapi justru itu yang saya suka, apalagi dia juga seksi seperti rata-rata komentar gamer lainnya hehehe…

linda, tokoh utama (sumber : indiedb.com)
linda, tokoh utama (sumber : indiedb.com)
linda, diliat dari low-angle, hmmm... (screenshot)
linda, diliat dari low-angle, hmmm… (screenshot)

Kelemahan?

Mungkin karena yang saya mainkan adalah versi demo, saya merasa DreadOut minim panduan bagi pemain pemula, namun sisi positifnya adalah permainan tidak ‘terganggu’ dengan tutorial yang bertele-tele.  Jika bingung dan membutuhkan panduan permainan, pemain tinggal menekan tombol [Esc].

Di situs metacritic, DreadOut mendapat rating 55/100.

Kritik utama ditujukan pada kualitas grafik dan singkatnya waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan permainan, yaitu sekitar tiga jam.

Yang harus diingat adalah: tiga jam menurut mereka bisa jadi berhari-hari menurut kita yang bukan gamer profesional.

Saya sudah banyak membaca review soal game yang menyebutkan bahwa sebuah permainan bisa diselesaikan dalam waktu 48 jam, namun saat memainkannya saya membutuhkan waktu 8 hingga 10 hari.

Kesimpulan

Menurut saya pribadi, DreadOut mirip dengan game survival horror Fatal Frame buatan Tecmo dan Silent Hill dari Konami.

Baca juga:  Cerita Tengah Malam: 02.11

Kemiripan ini sangat terasa mulai dari tokoh utama yang sama-sama gadis muda hingga gameplay yang mengharuskan tokoh utama mengalahkan hantu-hantu yang muncul dengan cara memotretnya.

Perbedaannya, jika tokoh utama di Fatal Frame menggunakan kamera foto, untuk DreadOut Linda menggunakan smartphone IrisPhone yang kelihatannya bersistem operasi Android.

Game survival horror made in Bandung ini kuat di aspek suara.

Musik latar dan efek suara di DreadOut – termasuk suara jantung berdegup – bisa membuat bulu kuduk pemainnya merinding.  Saking seramnya, ada gamer yang berkomentar bahwa umurnya bisa menyusut gara-gara memainkan game ini.

Bahkan di YouTube seorang gamer mancanegara memainkan DreadOut sampai menjerit-jerit dan mengeluarkan makian khas saking terkejutnya sewaktu bertemu hantu yang mendadak muncul begitu saja.

Saya pun beberapa kali merinding saat memainkan DreadOut versi demonya.

Spesifikasi Minimum untuk Memainkan DreadOut

Versi demo DreadOut tersedia untuk komputer berbasis Windows, Mac, serta Linux dan bisa diunduh di situs resminya dengan besaran file sekitar 500-600 MB.

Untuk versi penuhnya bisa dibeli seharga Rp 165.000 di Steam.  Sekuelnya yang berjudul Act 2 bahkan sudah dirilis.

Sekadar catatan, DreadOut versi demo yang saya mainkan untuk bahan review ini dijalankan di laptop Macbook dengan spesifikasi sebagai berikut:

  1. OS X versi 10.6.8
  2. Prosesor Intel Core 2 Duo 2,4 GHz
  3. RAM 2 GB DDR3

Tertarik?

Sila unduh dan perhatikan spesifikasi komputer yang diminta untuk memainkan DreadOut dengan nyaman yaitu:

spesifikasi komputer untuk DreadOut (dreadout.com)
spesifikasi komputer untuk DreadOut (dreadout.com)

Semoga tulisan saya kali ini bermanfaat.

Selamat bermain dan selamat berakhir pekan!

Berani memainkan game ini di tengah malam?

Tautan luar:

  1. Official Website
  2. DreadOut on Steam
  3. DreadOut on IndieDB
  4. DreadOut on MetaCritic

Official Teaser:

Baca juga:  Marak! Komik Dewasa dengan Desain Karakter yang Imut (Hati-hati Memilih Bacaan untuk Anak)

Sumber gambar: HarianGame

Dipublish pertama kali di blog.ryanmintaraga.com.  Copasing diperbolehkan dengan mencantumkan lengkap alamat URL di atas atau dengan tidak menghapus/mengubah amaran ini.  Disclaimer selengkapnya.

Bagikan Jika Artikel Ini Bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
WhatsApp
Telegram

Tinggalkan komentar