6 Tips Memilih Nama untuk si Kecil

6 Tips Memilih Nama untuk si Kecil | Ryan Mintaraga
6 Tips Memilih Nama untuk si Kecil | Ryan Mintaraga
Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
WhatsApp
Telegram

Daftar Isi

Lama baca: 3 menit

Memilih nama untuk anak itu gampang-gampang susah. Gampang karena biasanya orang tua sudah mengantongi beberapa nama sesuai preferensi. Susah karena perkara nama ini kadang harus memperhitungkan banyak faktor diantaranya lingkungan sekitar dan asal orang tua.

Tulisan ini tidak membahas hal-hal yang sifatnya umum semisal arti nama karena orang tua pasti sudah memilihkan nama yang terbaik buat anaknya. Tulisan ini lebih untuk mengingatkan bahwa bisa saja ada hal-hal yang luput saat orang tua memilihkan nama untuk buah hatinya. Bisa saja hal-hal yang terlewat ini malah jadi semacam bumerang baik bagi anak maupun orang tuanya.

Mari kita mulai!

Hindari Memberi Nama Unisex yang Berdiri Sendiri

Nama unisex adalah nama yang bisa digunakan oleh anak laki-laki maupun perempuan. Kebanyakan nama unisex yang kita tahu berasal dari negeri sendiri semisal Eka, Dwi, Tri, Chandra, Dian, dll.

Pemberian nama unisex sebaiknya digabung dengan unsur yang menunjukkan jenis kelamin si empunya nama, misalnya Eka jadi Eko atau Ika, Dwi jadi Dwianto atau Dwiyanti, Tri jadi Triyanto atau Triyanti, dst supaya kelak orang-orang yang belum pernah bertatap muka dengan si pemilik nama tidak bingung dan langsung tahu bagaimana menempatkan panggilan ‘Bapak’ atau ‘Ibu’.

Ini kisah nyata, orang sekantor pernah dibuat bingung sewaktu ada kurir mengantar surat untuk Ibu Eka dan Pak Chandra. Selidik punya selidik, ternyata yang dimaksud adalah Bapak Eka dan Ibu Chandra.

Pelajari Karakter dan Cerita dari Sebuah Nama

Nama ‘Malin Kundang’ terdengar gagah dan populer tapi rasanya tidak ada orang tua yang mau menamai anaknya seperti itu karena semua tahu kisah Malin Kundang yang durhaka pada ibunya hingga akhirnya dikutuk jadi batu.

Baca juga:  Memanfaatkan Jam Kosong Selama Bekerja dari Rumah

Faktanya beberapa nama dipercaya memiliki karakter yang akan memengaruhi penyandangnya baik secara fisik maupun mental.

Misalnya, orang yang menyandang nama ‘Bima’ pasti dibayangkan sosoknya gagah dengan karakter yang tegas dan keras. Nama ‘Bisma’ yang terbayang adalah orang yang kukuh memegang janji, nama ‘Arjuna’ yang terbayang adalah sosok yang tampan.

Di zaman internet saat ini, mencari karakter dan cerita di balik sebuah nama bukan lagi hal yang sulit.

Waspada dengan Inisial

Nama ‘Willy Chandra’ terdengar keren, tapi saat nama tersebut dijadikan inisial akan termakna sesuatu yang tak terduga, bukan?

Jadi, berhati-hati dengan inisial meski sebaliknya kita malah bisa lebih kreatif dengan inisial.

Jangan Terlalu Ekstrem dengan Nama dari Ras Tertentu

Subjektif namun bisa jadi sesuatu yang sangat penting bagi si anak kelak.

Bukan berarti kita tidak boleh memberi anak nama yang full berasal dari ras tertentu (Barat, Arab, Jepang, Tiongkok, dll) hanya saja tetap disesuaikan dengan ras orang tuanya.

Tidak ada yang melarang orang tua memberi nama anaknya ‘Anatolia Chelsea Ferguson’ selama mereka yakin bahwa kulit si anak cukup putih untuk menyandang nama tersebut. Namun jika kedua orang tuanya berkulit sawo matang khas Melayu, nama ‘Andini Chelsea Fahira’ rasanya lebih pas, bukan?

Intinya, padukan nama supaya tercipta sebuah harmoni.

Ucapkan Nama dengan Cepat dan Berulang

Tak ada yang aneh dengan nama ‘Ita’, misalnya. Namun coba ucapkan nama tersebut dengan cepat dan berulang, bakal jadi sesuatu, bukan?

Setelah orang tua mendapat nama yang dirasa pas, coba ucapkan nama tersebut dengan cepat dan berulang. Gunanya untuk memeriksa apakah nama tersebut sulit diucapkan, bikin lidah melintir, atau malah memunculkan kata/kalimat berkonotasi negatif yang sebelumnya tak terpikirkan seperti contoh di atas.

Baca juga:  Mengamankan Rumah dari Pencuri

Sebaiknya nama mudah diucapkan supaya lebih mudah diingat, ini strategi branding.

Yakin

Setelah semua hal di atas dilakukan, langkah terakhir adalah berpikir positif dan yakin bahwa ini adalah nama yang terbaik bagi si buah hati. Ini yang terpenting, dari orang tuanya dulu yang harus yakin.

Jabarkan dan beritahukan pada si anak arti namanya agar dia termotivasi untuk menjadi seperti yang diharapkan orang tuanya.

Dan saat si anak sudah mulai sekolah, beritahukan padanya bahwa teman-temannya mungkin akan memelesetkan namanya dengan panggilan yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. Katakan padanya untuk santai saja.

Catatan:

  1. Seorang guru saya bercerita bahwa semasa kuliah dan bergabung dalam gerakan demontrasi menentang (mantan) Presiden Soeharto tahun 1974, temannya memiliki anak yang baru lahir yang kemudian diberi nama ‘Gempur Suharto’. Bagaimana menurut netter? Apakah nama tersebut berbahaya atau tidak di masa itu?
  2. Nama-nama yang digunakan di tulisan hanya karangan saja, semoga tidak ada kesamaan dengan nama di dunia nyata.
  3. Jika ada nama yang sama dan tidak berkenan, mohon maafnya
  4. Tulisan ini pertama kali di-publish di Kompasiana, 2013.
Sumber Gambar: Mamamia

Dipublish pertama kali di blog.ryanmintaraga.com.  Copasing diperbolehkan dengan mencantumkan lengkap alamat URL di atas atau dengan tidak menghapus/mengubah amaran ini.  Disclaimer selengkapnya.

Bagikan Jika Artikel Ini Bermanfaat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
WhatsApp
Telegram

Tinggalkan komentar